Bulan sudah merapat ke barat. Tapi pikiranku seperti tak kenal istirahat. Semakin larut semakin rumit. Walau terkadang beberapa hal bukan masalah besar, hanya sekelumit. Seperti, "apa kau di sana tidur nyenyak?", atau "apa di sana kau pernah memikirkanku seharian?", atau terkadang, "apa ada perempuan lain yang memikirkanmu sampai pagi datang,seperti aku?", yang sebenarnya itu hanya bentuk dari kulit rinduku.
Kau tau? Jika ada yang lebih tahan lama membuatku tak tidur hingga pagi selain kopi, ialah engkau. Kau dengan segala tingkah menyenangkan-lucu-menyebalkan-mecucu itu.
Tak ada lagi.
Aku tak ingin lelah menjadi mandiri. Jadi, apa lagi yang bisa kulakukan selain menyembunyikan emosi. Agar semua tetap tertata rapi, seperti "all is well" atas semua yang terjadi. Menjadi yang bisa kau andalkan adalah kebahagiaan, namun berubah menyesakkan ketika ada harapan-harapan yang kau lupakan.
Tentang menyembunyikan emosi dan kecewa yang terlanjur menelusup hati, biarkan tetap seperti ini, sampai kau benar-benar pahami, atau sampai jarak merapatkan dan waktu berhenti. Saat itu terjadi, kau akan tau bagaimana rasanya ketika bintang-bintang lebih menarik untuk kau ajak bercengkrama daripada perempuan ini. Kau juga akan tau bagaimana jika malam lebih dinanti-nanti padahal kaulah matahari yang siap menghangatkan sepsnjang hari.
Ini tentang jarak, jika kau enggan berdamai dengan rindu yang keras kepala, yang memaksa kita bertingkah seolah jarak kita hanya lima kilo jauhnya, padahal ia lima ratus kilometer bentangnya.
Ini tentang waktu, ketika kau tak memberiku kesempatan menceritakan, dan memilih lekas mengambil kesimpulan, sehingga terkadang membuat kita tak sabaran.
Akan ada waktu sebenar-benarnya "kita". Pada saat itu, kepada bintang, kulambaikan tangan. Sebab laki-laki yang gemar mendongengi mereka sampai larut malam, akan menemaniku menghitung bintang-bintang, hingga mereka mengufuk barat perlahan sebelum hilang.
Akan ada jarak dimana keningmu dan keningku hanya sebatas nafas, dan degup emosi dalam dada tak berbekas. Sebab,kelak, segalanya akan melunak, termasuk hati kita yang saat ini masih keras.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar