Sabtu, 24 Oktober 2015

Seharusnya

Semakin banyak kenangan yang kita jejakkan, semakin berat kebersamaan untuk kita lepaskan. Sebab terkadang bukanlah siapa yang kita tangisi semalaman, melainkan kenangan yang terlanjur disematkan. Ada hati-hati yang patah ketika perpisahan memenangkan keadaan. Ada linang-linang yang deras di sela malam kemarau yang panjang.

Seharusnya kita tak perlu merasa demikian, sebab kita paham betul siapa diri kita sebenarnya, sebab kita paham betul akan ke mana kita akan berlayar, sebab kita paham betul akan logika keadaan.

Seharusnya kita bisa menata setiap waktu, setiap kesempatan, setiap jalan, dan setiap keadaan, untuk kita nikmati bersama, atau sendirian.

Seharusnya kita sadar, akan ada helai demi helai rasa yang semakin ke sini, semakin tak karuan. Seharusnya kita mampu mengatasi hati yang liar oleh rasa yang takut akan kehilangan. Seharusnya kita mampu menjaga warna agar tetap berwarna-warni. Seharusnya kita mampu mengatasi perasaan resah ketika kita sendiri.


Namun, hati tak pernah mengenal seharusnya, apa lagi jika bersinggungan dengan logika. Hati tak bisa memilih kepada siapa akan menitipkan sebias rasa. Hati tak pernah mudah berdamai dengan lara dan kecewa. Hati tau betul ke mana ia akan berlayar lalu pulang.

Sebab kita sama-sama paham,kelak akan ada hati yang dikecewakan.
Sebab hati tak bisa memilih, ia akan dipilih.



Rabu, 07 Oktober 2015

Sahabat adalah...

Kepada pejuang kebahagiaan,

Selamat petang. Hari sudah hampir berakhir dan akan segera berganti. Seharian ini kita menjalani berbagai keadaan dan beragam suasana hati. Semoga hati yang bahagia tak pernah lelah untuk menemani, sekalipun resah gemar menyusup sesekali.