Senin, 28 Desember 2015

Ada Aku

Apa kabar, tunggu?
Semoga tak jemu menanti temu. Perihal rindu, kuharap kita saling mengaku, sebab memendam sendiri menyebabkan pilu.

Apa kabar, hati?
Semoga tak letih menuai rasa yang terlanjur tak mau pergi. Perihal sedih, kuharap ia lekas berhenti, sebab semakin lama akan membuat sakit hati.

Menyenangkan mungkin seperti sama-sama tau sedang merindu, lalu memenangkan keadaan dan dapat bertemu.
Tiap-tiap hati yang berjauhan tau pasti soal itu.

Senin, 23 November 2015

Hadiah Ulang Tahun

Ini tentang rindu yang belum usai. Kita disibukkan dengan meniti pilu, menyeka sendu, dan hal semacam itu. Sudah biasa bagiku. Hanya belum sempat bertatap temu, disibukkan ini itu yang menyita hariku dan harimu. Terkadang membuat lidahku kelu, sebab kata rindu saja tak mampu menuntaskan hati yang biru, yang lama-lama menjadi kelabu.

Kita pernah saling mempercayai prasangka, yang akhir-akhir ini konon katanya bisa membuat hati yang telah menyatu menjadi dua. Kita pernah saling marah menyikapi ketidakpastian waktu dan keadaan, katanya, yang semacam itu disebut egois dan tak pengertian, lalu lama-lama membuat perpisahan.

Beruntungnya kita tak pernah jemu untuk saling memaafkan. Sebab memaafkan adalah satu dari cara kita bertahan selain pengertian, kesabaran dan saling mendoakan.

Bagi perempuan, sungguh menyenangkan menjadi yang diprioritaskan. Sebab setiap perempuan berhak merasa diperjuangkan.

Tak ada hadiah paling menyenangkan selain kebersamaan.
Terimakasih telah berjuang dan datang. Terimakasih telah datang dengan begitu mengejutkan. Terimakasih telah kembali meyakinkan. Saya mencintai kita dalam-dalam.

Yang berbahagia,




   Saya.

Sabtu, 24 Oktober 2015

Seharusnya

Semakin banyak kenangan yang kita jejakkan, semakin berat kebersamaan untuk kita lepaskan. Sebab terkadang bukanlah siapa yang kita tangisi semalaman, melainkan kenangan yang terlanjur disematkan. Ada hati-hati yang patah ketika perpisahan memenangkan keadaan. Ada linang-linang yang deras di sela malam kemarau yang panjang.

Seharusnya kita tak perlu merasa demikian, sebab kita paham betul siapa diri kita sebenarnya, sebab kita paham betul akan ke mana kita akan berlayar, sebab kita paham betul akan logika keadaan.

Seharusnya kita bisa menata setiap waktu, setiap kesempatan, setiap jalan, dan setiap keadaan, untuk kita nikmati bersama, atau sendirian.

Seharusnya kita sadar, akan ada helai demi helai rasa yang semakin ke sini, semakin tak karuan. Seharusnya kita mampu mengatasi hati yang liar oleh rasa yang takut akan kehilangan. Seharusnya kita mampu menjaga warna agar tetap berwarna-warni. Seharusnya kita mampu mengatasi perasaan resah ketika kita sendiri.


Namun, hati tak pernah mengenal seharusnya, apa lagi jika bersinggungan dengan logika. Hati tak bisa memilih kepada siapa akan menitipkan sebias rasa. Hati tak pernah mudah berdamai dengan lara dan kecewa. Hati tau betul ke mana ia akan berlayar lalu pulang.

Sebab kita sama-sama paham,kelak akan ada hati yang dikecewakan.
Sebab hati tak bisa memilih, ia akan dipilih.



Rabu, 07 Oktober 2015

Sahabat adalah...

Kepada pejuang kebahagiaan,

Selamat petang. Hari sudah hampir berakhir dan akan segera berganti. Seharian ini kita menjalani berbagai keadaan dan beragam suasana hati. Semoga hati yang bahagia tak pernah lelah untuk menemani, sekalipun resah gemar menyusup sesekali.

Selasa, 15 September 2015

Aku Paham Betul

Kepada hati-hati yang dipeluk sepi,

Apa kabar hati? Semoga masih kuat senantiasa sendiri, walau semuanya (tampaknya) menemani.
Tak perlu kau ceritakan sesesak apa menjadi sendiri, sebab aku paham betul rasanya, paham betul rasanya sunyi.

Aku paham bagaimana rasanya berpura-pura bahagia, pura-pura baik-baik saja, dan...yah, pura-pura lainnya yang pada akhirnya membuatmu gila.