Minggu, 09 November 2014
Semua Karena Jeda
Satu satunya ruangan yang tampak benderang hanya kamarku. Sedang lainnya telah menarik selimut, merebah dalam hangat di sana.
Jendela kamarku juga satu-satunya yang masih mengizinkan udara malam masuk, sedang lainnya telah merapat dengan bingkainya. Sudah berbulan-bulan lewat, dan aku baru menyadari musim kemarau telah berpamitan, menyilahkan musim hujan membagi nikmat dalam kehidupan.
Seperti malam ini, dalam rintik kecilnya, hujan menyapa lembut. Pukul 23:30. Aku lelah, sebenarnya.
Yang aku sebalkan, mengapa hujan selalu membawa rindu-rindu yang telah tersimpan rapi? Aku mulai menghitung dengan jariku, sudah berapa lama kita tak lagi menikmati temu? Sebulan, dua.. Tiga.. Empat.. Yah, empat bulan lebih. Dan aku mulai tak dapat membedakan musim. Sebab sejak deru busku meninggalkanmu, aku hanya mengenal musim dingin.
Lucu sekali. Musim hujan dua tahun yang lalu, kita pernah berbagi atap sempit untuk berteduh dari serbuan jarum air dari langit kelabu. Katamu aku menggigil, padahal aku tak merasa dingin sedikitpun. Mana yang lebih konyol? Dulu atau sekarang?
Kini, tak ada yang lebih hidup diantara kita selain percakapan tentang kangen. Memperdebatkan siapa yang paling kangen. Tentu saja aku. Walaupun kau tak mau kalah. Tapi, yang dalam diamnya selalu mendoakan, yang dalam sibuknya selalu memikirkan, yang dalam lelapnya selalu memimpikan, itu aku. Sudahlah jangan membantah.
500 kilometer ini, biar menjadi jeda diantara kita. Supaya dapat kubenahkan dulu rindu kangen yang berantakan ini, sehingga menjadi bingkisan oleh-oleh ketika kita bertatap nanti. Kau tak kan pernah tau seberapa berantakannya dan seberapa banyaknya. Sebab terkadang, rindu-rindu itu kunikmati sendiri bersama linang-linang. Menyebalkan memang, karena membuat malamku makin panjang.
Hmm. Semakin deras saja ini hujan. Ngomong-ngomong, apa sedang hujan juga di kotamu? Ah.. Kau pasti telah lelap ditelan malam. Sini, biar kutatakan selimut untukmu.
Lelaplah diantara kelam, selamat malam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar